Membicarakan Puasa buat saya
bukan hal baru dan aneh karena sejak menginjakkan kaki di Samarinda tahun 1989 sejak
itu Bulan Ramadan menjadi bagian dari keseharian saya setiap tahun. Memang tidak
bisa dipungkiri tahun – tahun pertama saya mengalami Bulan Puasa ada sesuatu
yang mengganjal karena persoalan saling menghargai antara yang berpuasa dan
yang tidak berpuasa namun seiring perkembangan waktu dan semakin luasnya
pergaulan maka semua itu menjadi biasa dan kadang mendatangkan Rahmat
tersendiri buat saya pribagi. Tetapi yang ingin saya sampaikan dalam coretan
ini bukan sebuah penghayatan akan Ibadah Puasa seperti yang sering kita dengar
lewat da’wa para cerdik pandai namun sebuah refleksi pribadi saya ketika
bersama Komunitas Mahasiswa asal Halmahera Selatan di Jakarta yang sebelumnya
saya kenal lewat SEKBER BURUH kebetulan beberapa dari mereka tergabung dalam
organisasi Mahasiswa PEMBEBASAN yang nota bene menjadi bagian dari SEKBER BURUH.
Sejak Mei 2013 ketika Sekretariat Nasional Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) untuk sementara pindah di Jl. Paseban Barat Gang II ada sesuatu yang menarik karena kami lebih bersentuhan langsung dengan masyarakat sekitar dikarenakan Sekretariat kami berada di gang sempit yang secara tidak langsung membuat kami setiap pagi ketika membuka pintu langsung mendapati orang lalu lalang di depan tempat dimana kami tinggal yang sekaligus juga menjadi Sekretariat kami. Dalam perjalan waktu kami memutuskan mencari kontrakan untuk sekretariat SBMI yang kami dapat di sekitaran Utan Kayu namun berhubung rumah yang telah kami bayar ini harus dibetulin dibeberapa bagian diakibatkan bocor maka kami masih saja betah di Paseban Barat gang II. Disaat sedang menanti berita selesainya pembetulan sekretariat baru kami Bung Ramses D. Aruan selaku Wakil Ketua Umum SBMI mendapat kontak dari Bung Ino PEMBEBASAN menanyakan kalau nanti pindah ke Utan Kayu siapa yang meneruskan Kontrakan di Paseban Barat Gang II maka dalam komunikasi itu Bung Ino menyampaikan keinginan agar kontrakan di Paseban Barat Gang II setelah SBMI pindah ke Utan Kayu agar bisa diteruskan oleh mereka dalam hal ini PEMBEBASAN. Informasi ini sempat saya dan Bung Ramses Diskusikan dan menyepakati bahwa kontrakan ini diteruskan oleh PEMBEBASAN dan mereka boleh mulai masuk menempati walau kami juga masih menghuni kontrakan ini.
Sejak Mahasiwa PEMBEBASAN mulai
menempati kontrankan ini bulan Juli 2013 yang nota bene juga masih berbagi
dengan kami sejak itu saya semakin mengenal mereka ternyata yang menempati
kontrakan ini adalah Mahasiswa PEMBEBASAN asal HALMAHERA SELATAN sebuah
kabupaten di Propinsi Maluku Utara. Semakin hari saya semakin memahami ternyata
dizaman apapun yang namanya Mahasiswa perantau selalu dihimpit persoalan
amunisi pendanaan, oleh karena ini mereka harus tinggal dalam sebuah
kebersamaan agar bisa saling membatu dikala ada yang belum mendapat kiriman. Dalam
guyonan itu kami sempat berujar ternyata yang mpunyai kehidupan selalu
mempertemukan kita yang senasib dalam hal ini antara Serikat Buruh yang kere
dengan organisasi gerakan Mahasiswa yang juga kere hehehehehehe namun ungkapan
ini bukan mau melecehkan namun sekedar refleksi agar selalu saling menguatkan.
Kepindahan Mahasiswa
PEMBEBASABN yang juga adalah Mahasiswa
asal HALMAHERA SELATAN yang beragama Islam memberi warna tersendiri dalam
dialektika yang kami bangun setiap hari apalagi dibulan Puasa seperti saat ini.
Sejak Pemerintah menetapkan awal bulan Puasa tahun 2013 dimulai dari tanggal 10
Juli 2013 maka sejak itu kontrakan ini sangat bernafaskan Islami namun Islami
tidak seperti yang dipahami oleh kebanyakan kita karena selain kegiatan
keIslaman semakin terasa namun kami yang tidak berpuasapun mendapat tempat
dengan melakukan aktifitas kami sebagai orang yang tidak menjalani Puasa.
Dalam keseharian menjalani
aktifitas di bulan Puasa ini setiap sore ada dua gadis Mahasiswi seasal dengan
Mahasiswa yang bersama kami berbagi menempati kontrakan di Jl. Paseban Barat
Gang II mendatangi kontrakan ini untuk membantu mempersiapkan menu berbuka
puasa bersama. Berbuka Puasa bagi kebanyakan orang identik dengan kemewahan
namun tidak untuk para Mahasiswa asal HALMAHERA SELATAN karena cukup dengan
mengucapkan Bismilah dan meneguk segelas teh manis hangat sudah merupakan
sebuah kemewahan.
Hari Rabu 17
juli 2013 menjadi hari yang tak terlupakan oleh saya dan juga lain yang bukan
pemeluk Muslim, karena seperti biasa kedua gadis Mahasiswi kembali menadatangi
kontrakan kami dengan menenteng kantong plastik yang berisi pisang serta
keperluan lain, sesampai dikontrakan mereka langsung mempersiapkan menu untuk
berbuka puasa. Saat menu untuk berbuka sudah disiapkan saya dan Bung Ramses
dipanggil untuk ikut merasakan kebersamaan dalam kebahagiaan yang mereka
rasakan. Insting saya langsung tergerak mengambil Kamera untuk mengabadikan moment
itu.
"Buat saya ini moment yang unik karena saat melihat menu yang dihidangkan ternyata berupa TEH MANIS, PISANG GORENG DAN DABU – DABU”., pikirku.
Melihat menu yang dihidangkan hati saya tergelitik untuk mencobanya namun Bung Ramses yang dipanggil tidak menampakan dirinya maka saya harus mendatangi dirinya yang selama ini memilih sebuah kamar kecil di lantai atas boleh dilukiskan demikian namun saat saya menemui dirinya ternyata beliau sedang terlelap. Ketika saya sedang membangunkan Bung Ramses salah seorang dari Gadis Mahasiswi mendatangi kami dengan membawa sepiring Pisang Goreng dan semangkok Dabu – dabu untuk kami berdua. Menerima antaran itu kami langsung menikmatinya hingga habis, setelah selesai menikmati sepiring Pisang Goreng dan semangkok Dabu – dabu saya dan Bung Ramses berangkat menuju kediaman Bung Herman di Jatiwaringin Pondok Gede karena ada sebuah keperluan.
"Buat saya ini moment yang unik karena saat melihat menu yang dihidangkan ternyata berupa TEH MANIS, PISANG GORENG DAN DABU – DABU”., pikirku.
Melihat menu yang dihidangkan hati saya tergelitik untuk mencobanya namun Bung Ramses yang dipanggil tidak menampakan dirinya maka saya harus mendatangi dirinya yang selama ini memilih sebuah kamar kecil di lantai atas boleh dilukiskan demikian namun saat saya menemui dirinya ternyata beliau sedang terlelap. Ketika saya sedang membangunkan Bung Ramses salah seorang dari Gadis Mahasiswi mendatangi kami dengan membawa sepiring Pisang Goreng dan semangkok Dabu – dabu untuk kami berdua. Menerima antaran itu kami langsung menikmatinya hingga habis, setelah selesai menikmati sepiring Pisang Goreng dan semangkok Dabu – dabu saya dan Bung Ramses berangkat menuju kediaman Bung Herman di Jatiwaringin Pondok Gede karena ada sebuah keperluan.
Dalam perjalan
menuju Jatiwaringin Podok Gede saya saya tergerak untuk mengabadikan peristiwa
unik ini dalam sebuah catatan yang tersimpan dalam Blog saya sebagai sebuah
kenang – kenangan.
Sebuah kenang – kenangan Berbuka Puasa bersama dalam kesederhanaan penuh kegembiraan walau hanya dengan PISANG GORENG DAN DABU – DABU bersama Mahasiswwa PEMBEBASAN asal HALMAHERA SELATAN. Selamat menjalani Ibada Puasa semoga selalu mendatangkan Rahmat kebahagiaan bagi sesama walau dalam kesederhanaan.
Sebuah kenang – kenangan Berbuka Puasa bersama dalam kesederhanaan penuh kegembiraan walau hanya dengan PISANG GORENG DAN DABU – DABU bersama Mahasiswwa PEMBEBASAN asal HALMAHERA SELATAN. Selamat menjalani Ibada Puasa semoga selalu mendatangkan Rahmat kebahagiaan bagi sesama walau dalam kesederhanaan.
Jakarta, 17 Juli
2013
Andreas Soge
Paseban Barat
Gang II
0 komentar:
Posting Komentar